Senin, 19 Oktober 2015

Definisi Etika Dan Bisnis Sebagai Sebuah Profesi

Definisi Etika Dan Bisnis Sebagai Sebuah Profesi

A.    Hakekat Etika Bisnis
                Menurut Drs. O.P. Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral.
                Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi, struktur bisnis.
Contoh praktek etika bisnis yang dihubungkan dengan moral :
Uang milik perusahaan tidak boleh diambil atau ditarik oleh setiap pejabat perusahaan untuk dimiliki secara pribadi. Hal ini bertentangan dengan etika bisnis. Memiliki uang dengan cara merampas atau menipu adalah bertentangan dengan moral. Pejabat perusahaan yang sadar etika bisnis, akan melarang pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi, Pengambilan yang terlanjur wajib dikembalikan.
B.    Definisi Etika & Bisnis
                kata etika, Menurut bahasa Yunani, kata etika berawal dari kata ethos yang memiliki arti sikap, perasaan, akhlak, kebiasaan, watak. Sedangkan Magnis Suseno berpendapat bahwa etika merupakan bukan suatu ajaran melainkan suatu ilmu.
                Kata kedua adalah bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua kata tersebut dipadukan, yaitu etika bisnis maka dapat didefinisikan sebagai suatu tata cara yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis. Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam aspek, baik dari individu, institusi, kebijakan, serta perilaku berbisnis.
                Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat, Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
                Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.


C.     Etiket Moral, Hukum dan Agama
Dari asal katanya Ethics atau Etika berarti moral sedangkan Ethiquetle atau Etiket berarti sopan santun.
Ciri-ciri Etiket
·         Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
·         Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada saksi mata, maka maka etiket tidak berlaku.
·         Etiket bersifat relatif artinya yang dianggap tidak sopan dala suatu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.

D.    Klasifikasi Etika
Menurut buku yang berjudul “Hukum dan Etika Bisnis” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika dapat diklasifikasikan menjadi :
1.       Etika Deskriptif
                Etika deskriptif yaitu etika di mana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia   sebagaimana adanya ini tercemin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara turun-temurun.

2.       Etika Normatif
                Etika normatif yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi avuan bagi masyarakat umum atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.



3.       Etika Deontologi
                Etika deontologi yaitu etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak   lain.
4.       Etika Teleologi
                Etika Teleologi adalah etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku     kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak. Dalam etika ini dikelompollan   menjadi dua macam yaitu :
·         Egoisme : Egoisme yaitu etika yang baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik.
·         Utilitarianisme : Utilitarianisme adalah etika yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.

5.       Etika Relatifisme
                Etika relatifisme adalah etika yang dipergunakan di mana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok pasrial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal, regional dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi semua pihak atau masyarakat yang bersifat global.

E.     Konsepsi Etika
                Konsep-konsep dasar etika antara lain adalah (Bertens, 2002): (i) ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia serta azas-azas akhlak (moral) serta kesusilaan hati seseorang untuk berbuat baik dan juga untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah Laku seseorang terhadap orang lain, antara lain :

1. Utilitarianisme
                Utilitarianisme menyatakan bahwa suatu tindakan diangap baik bila tindakan ini meningkatkan derajat manusia. Penekanan dalam utilitarianisme bukan pada memaksimalkan derajat pribadi, tetapi memaksimalkan derajat masyarakat secara keseluruhan. Dalam implementasinya sangat tergantung pada pengetahuan kita akan hal mana yang dapat memberikan kebaikan terbesar.

2. Analisis Biaya-Keuntungan (Cost-Benefit Analysis)
                Pada dasarnya, tipe analisis ini hanyalah satu penerapan utilitarianisme. Dalam analisis biaya-keuntungan, biaya suatu proyek dinilai, demikian juga keuntungannya. Hanya proyek-proyek yang perbandingan keuntungan terhadap biayanya paling tinggi saja yang akan diwujudkan.
 3. Etika Kewajiban dan Etika Hak 
                Etika kewajiban (duty ethics) menyatakan bahwa ada tugas-tugas yang harus dilakukan tanpa mempedulikan apakah tindakan ini adalah tindakan terbaik. Sedangkan, etika hak (right-ethics) menekankan bahwa kita semua mempunyai hak moral, dan semua tindakan yang melanggar hak ini tidak dapat diterima secara etika, Etika kewajiban dan etika hak sebenarnya hanyalah dua sisi yang berbeda dari satu mata uang yang sama. Kedua teori ini mencapai akhir yang sama; individu harus dihormati, dan tindakan dianggap etis bila tindakan itu mempertahankan rasa hormat kita kepada orang lain. Kelemahan dari teori ini adalah terlalu bersifat individu, hak dan kewajiban bersifat individu. Dalam penerapannya sering terjadi bentrok antara hak seseorang dengan orang lain.
4. Etika Moralitas
                Pada dasarnya, etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya menjadi orang seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan berkaitan erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan pribadinya bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan bermoral.

Dalam memecahkan masalah, kita tidak perlu binggung untuk memilih konsep mana yang sebaiknya digunakan, sebab kita dapat menggunakan semua teori itu untuk menganalisis suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda dan melihat hasil apa yang diberikan masing-masing teori itu kepada kita.

Sumber :
http://muhammadridanto.blogspot.co.id/2015/10/tugas-kelompok-10-etika-bisnis-etika.html

Minggu, 31 Mei 2015

MASALAH SOSIAL YANG SEDANG BERKEMBANG PADA SAAT INI “MEROKOK PADA REMAJA”



A. Latar Belakang Masalah
Fenomena merokok di kalangan ramaja usia sekolah bukan pemandangan asing lagi. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, sebelum tahun 1995 prevalensi remaja terhadap rokok hanya tujuh persen. Pada 2010 naik menjadi 19 persen. 54,1 persen orang di atas usia 15 tahun merokok dan 43,3 persen dari jumlah keseluruhan perokok mulai merokok pada rentang usia 14-19 tahun. Jumlah perokok usia remaja di Indonesia terus meningkat. Secara keseluruhan, Indonesia menempati peringkat lima di dunia sebagai jumlah perokok terbanyak di bawah China, AS, Jepang, dan Rusia.
Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang saling memicu, sehingga seolah- olah sudah menjadi lingkaran setan. Di tinjau dari segi kesehatan, merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin. Terlebih diketahui bahwa sebagian besar perokok adalah remaja sehingga perlu adanya pencegahan dini yang dimulai dari pihak sekolah.
Para perokok merasakan nikmatnya merokok begitu nyata, sampai dirasa memberikan rasa menyenangkan dan menyegarkan sehingga setiap harinya harus menyisihkan uang untuk merokok. Kelompok lain, khususnya remaja pria, mereka menganggap bahwa merokok adalah merupakan ciri kejantanan yang membanggakan, sehingga mereka yang tidak merokok malah justru diejek. Padahal mereka sadar bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan bahkan menimbulkan banyak penyakit serius.
Berkaitan dengan fenomena di atas, maka perlu adanya penelitian mengenai perilaku merokok pada remaja agar bisa menambah wawasan tentang perilaku merokok dan cara menanggulanginya sehingga dapat mencegah timbulnya perilaku merokok pada remaja.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat kualitatif dengan pendekatan psikologi perkembangan. Penelitian ini dilakukan di SMK Insan Cendekia, Turi, Sleman. Dipilihnya subyek penelitian tersebut dengan pertimbangan pernah didapati beberapa siswa sekolah tersebut sedang merokok disekitar lingkungan sekolah. Alasan lain yaitu karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang baru berdiri 4 tahun (2007) maka bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah agar menjadikan siswanya terbebas dari merokok.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan problematika di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa faktor-faktor penyebab perilaku merokok?
2. Mengapa remaja rentan terhadap perilaku merokok?
3. Bagaimana perilaku merokok di kalangan remaja saat ini?
4. Bagaimana mencegah perilaku merokok pada remaja usia sekolah?





A. KESIMPULAN
Perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya. Perilaku merokok banyak menghinggapi para remaja karena remaja memiliki rasa penasaran atau rasa ingin mencoba-coba yang cenderung tinggi, termasuk ingin mencoba merasakan rokok.
Faktor penyebab timbulnya merokok yaitu faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor individu meliputi: faktor biologis, faktor psikologis dan faktor faktor demografis. Sedangkan faktor lingkungan meliputi : faktor lingkungan sosial, faktor sosial-kultural dan faktor sosial politik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMK Insan Cendekia diketahui bahwa dari 40 siswa terdapat 21 siswa atau 52,5% yang pernah merokok, dan 19 orang atau 47,5% yang belum pernah merokok. Hasil itu menunjukkan adanya perilaku merokok masih relative besar meskipun di SMK Insan Cendekia perbedaannya tidak terlalu jauh.
Untuk menanggulangi perilaku merokok diperlukan tindakan dan pengarahan yang dilakukan oleh sekolah, khususnya guru BK dan guru agama. Tindakan penyuluhan tentang bahaya merokok yang dilakukan sekolah dengan dinas kesehatan merupakan upaya awal dalam menanggulangi perilaku merokok. Tindakan penyuluhan seharusnya melingkupi dampak jangka panjang dan dampak jangka pendek. Bagi siswa yang merokok perlu diberi peringatan. Apabila belum jera, perlu diberikan tindakan hukuman seperti membersihkan wc atau lingkungan sekolah. Selain itu, sekolah juga harus bekerja sama dengan orangtua siswa dalam melakukan pengawasan terhadap siswa sehingga pengawasan menjadi lebih efektif dan siswa tidak salah mengambil tindakan dalam pergaulannya. Hal yang penting juga bahwa orangtua dan guru harus memberikan teladan kepada siswa untuk meninggalkan perilaku merokok karena merokok dapat merugikan diri sendiri dan orang lain

Minggu, 19 April 2015

Karangan Deskripsi pada Kampus Gunadarma Depok

Universitaas Gunadarma Kampus D berada tepat di jalan Margonda Raya Depok, yang menarik dari kampus ini adalah letaknya yang strategis karena deket dengan mall Margo City dan Detos selain itu bagi mahasiswa yang mau mencari buku –buku bisa langsung menyebrang menuju Gramedia yang ada tepat di samping Margo City selain itu di kampus D dekat dengan stasiun, nah bagi yang pulang pergi menggunakan kereta bila dapat dikampus D enak, soalnya tinggal jalan sebentar menuju stasiun Pocin.  Selain itu bagi penikmat makanan murah tapi enak para mahasiswa gunadarma dapat berbaur dengan mahasiswa Universitas Indonesia untuk makan di kantin tenda biru. Kampus D memiliki  setiap sisi kampus terdapat Bank DKI, Masjid, dan gazebokampus dekat dengan BAAK dan perpustakaan yang nyaman untuk dijadikan tempat mengerjakan tugas  maupun tempat untuk sekedar duduk santai dengan teman-teman. Pada gazebo Hotspot Library dan kecepatannya lumayan tinggi. Kampus Gunadarma juga memliki banyak pilihan Fakultas seperti, fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Teknologi Industri, ekonomi, Teknik Sipil dan Perencanaan, Psikologi, Sastra. Setiap tahunnya Gunadarma selalu menerima Mahasiswa beribu-ribu karena banyak pilihan setiap fakultas yang membuat mahasiswa banyak memilih Gunadarma sebagai Kampus yang cocok di jadikan pilihan.

Sabtu, 28 Maret 2015

Fakta Sebagai Unsur dalam Penalaran Ilmiah

PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Macam-macam Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :

INDUKTIF
Induktif adalah hal khusus menuju hal umum. Ya itu kuncinya "dari yang khusus menuju yang umum. Bila diuraikan, jangan terpatok pada gaya definisi seseorang, coba uraikan sendiri definisi paragraf induktif dengan kata kunci "dari khusus ke umum" tadi. Atau kalau memang malas menguraikan, mari lihat definisi berikut;
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
Masih kurang puas dengan definisi tersebut? Baiklah karena definisi yang baik disertai dengan batasan dan ciri-cirinya. Kita uraikan ciri-cirinya. Ciri-ciri paragraf induktif dapat diketahui dengan melihat atau membuat sebuah paragraf. Apabila dalam paragraf itu mula-mula menyebutkan peristiwa khusus dan diakhiri dengan kesimpulan berdasar peristiwa khusus tersebut, maka bisa dipastikan anda sedang membaca atau membuat paragraf induktif.
Ingin paragraf diatas dibuat terpisah dalam bentuk item ciri-ciri, agar lebih mudah difahami? Oke, berikut ciri-ciri paragrad induktif dalam bentuk list:

Ciri-ciri Paragraf Induktif
·     Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
·     Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
·     Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
·      Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
·        Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
·  Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
·        Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama
CONTOH :
-Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
-Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
kesimpulan ---> Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

DEDUKTIF
Deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.

Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.

Kalimat utama dari paragraph adalah kalimat yang di garis bawahi, dan kalimat itu berada depan paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari paragraph deduktif.


Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi
Melalui proses penalaran, kita dapat sampai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori. Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
Menurut tim balai pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengertian diantaranya:
1.     Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2.     Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan atau pengalman.
3.     Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu : 
1.  dilakukan dengan sadar
2.  didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui
3. sistematis
4, terarah dan bertujuan
5. menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6. sadar tujuan
7. premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8. pola pemikiran tertentu
9. sifat empiris nasional


Salah nalar ada dua macam:

1.      Salah nalar induktif, berupa :
a)      kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
b)      kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
c)      kesalahan analogi.

2.   Kesalahan deduktif dapat disebabkan :

a kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
b)      kesalahan karena adanya term keempat;
c)      kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d)      kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.

Pengertian dan contoh salah nalar :
1.      Gagasan,
2.      pikiran,
3.      kepercayaan,
4.      simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.

Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.

Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.


· Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
· Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.



Penaralan INDUKTIF
Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. 
Contoh penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

  Macam – Macam Penalaran Induktif
Ada 3 jenis penalaran induksi :
a.      Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh generalisasi :
·   Pemakaian bahasa Indonesia deseluruh daerah diindonesia dewasa ini belum dapat dikata seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
· Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai.
 Macam – macam generalisasi : ·       
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
Generalisasi tidak sempurana
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.
b.     Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh Analogi:
· Kita banyak tertarik dengan planel mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti bumi. Temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti bumi. Jika bumi ada mahluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup diplanet Mars.
·  Jika dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
·  Untuk menjadi seorang penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet.
c. Hubungan akibat sebab
 Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh :
· Masalah pengangguran merupakan masalah serius yang harus diselesaikan pemerintah, seperti beberapa waktu lalu diberitakan dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana ribuan pencari kerja hars berdesakan bahkankan pingsan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut laporan media cetak hal ini terjadi karena dalam waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor yang akan tutup. Sehingga harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau rendahnya kualitas SDM menjadi faktor penyebab banyaknya pengangguran diibukota.
·  Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Penalaran DEDUKTIF
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Macam – Macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a.      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b.     Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif.
- Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat–sebab.
- Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Prosesnya disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini diantaranya ada Silogisme dan Entinem.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-indonesia/#ixzz1pRmbONbr
http://smileforyourebetterlife.blogspot.com/2011/10/kesalahan-penalaran.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/03/penalaran-induksi-deduksi/

Minggu, 16 November 2014

MOTOVASI DARI KELUARGA

MOTIVASI DARI KELUARGA

Motivasi dari keluarga yang paling berpengaruh dalam hidup saya sampai sekarang adalah saat saya harus menuntut ilmu jauh dari keluarga. Memang agak berat hidup jauh dari keluarga dan terkadang rindu akan bertemu keluarga, tapi itu membuat saya semakin semangat dalam kuliah dan ingin segera mencapai gelar sarjana. Agar saya bisa membuat orang tua saya bangga dan tidak sia – sia mendidik saya sampai sejauh ini selain itu saya juga bisa berkumpul bersama keluarga. 

Jumat, 17 Oktober 2014

SOULMATEKU ADALAH LAPTOP

SOULMATEKU ADALAH LAPTOP
            Pada saat ayahku membelikan laptop adalah saat awal masuk kuliah tingkat 2. Saat itu aku sedang pulang kerumah kebutulan saat itu kuliah lebur selama 2 hari. Setibanya dirumah ayahku menanyakan padaku apakah membutuhkan laptop atau tidak, lalu aku menjawab sangat membutuhkan. Keesokan harinya aku diajak membeli laptop didaerah Bekasi Cyber Park. Saat membeli aku sudah mengincar merek dan type laptop yang sangat aku inginkan. Setibanya aku ditoko tersebut aku menanyakan type laptop yang aku inginkan adalah Asus N46VB. Alhamdulilah ada laptop yang sangat aku inginkan dan tanpa basa – basi langsung ayahku membelikan laptop yang sangat aku inginkan.

            Setelah aku membeli laptop tersebut dan diinstal oleh teknisi aku langsung membawa laptop tersebut dah setibanya dirumah ayahku menitipkan pesan padaku “Jagalah laptop ini baik2”. Saat itu kenangan bersama laptop dimulai. Laptop ini sudah membantuku dalam mengerjakan banyak tugas dan belum pernah membuatku pusing dengan kerusakan – kerusakan. Laptop ini sangat mengerti saat aku membutuhkanya. Sampai sekarang laptopku sudah bersama denganku selama 1 tahun dan aku akan menjaganya dengan baik.

Jurnal Perilaku Konsumen

Jurnal Perilaku Konsumen

PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL BERBASIS
PERILAKU KONSUMEN
PENDAHULUAN
            Semarang dengan jumlah penduduk lebih dari 1,4 juta jiwa, merupakan pasar yang potensial bagi peritel nasional maupun peritel asing. Banyaknya jumlah penduduk merupakan factor utama berhasil tidaknya pasar ritel. Pasar Tradisional sebagai salah satu pasar ritel adalah symbol perekonomian rakyat. Nilai guna pasar tradisional sangat urgen bagi masyarakat bawah, karena terdapat puluhan ribu orang rayat kecil (pedagang) yang menggantungkan biaya hidupnya, sumber kehidupannya.
            Pasar modern di kota Semarang tumbuh dengan pesat. Disatu sisi perkembangan pasar modern menimbulkan suatu kekhawatiran akan menggeser posisi pasar terdisional. Disisi lain kehadiran pasar modern dirasa lebih menguntungkan konsumen karena memunculkan berbagai alternative untuk berbelanja dengan fasilitas yang menyenangkan. Pasar modern berhasil menagkap kebutuhan konsumen, mampu memenuhi keinginan serta selera konsumen, sementara pasar terdisional lambat merespon perubahan perilaku berbelanja konsumen yang semakin dinamis. Akibatnya, perilaku berbelanja konsumen pun ikut berubah dan mulai berpaling ke pasar modern.
Dengan semakin pesatnya perkembangan pasar modern mengindikasikan munculnya berbagai masalah di pasar tradisional. Indikasi ini terlihat ketika konsumen berlari meninggalkan pasar tradisional dan beralih ke pasar modern. Ketika pedagang merasa omset penjualannya semakin lama semakin turun.
Pedagang pasar tradisional harus bersedia berbenah diri agar tetap survive, dapat berkembang, dapat bersaing dan tidak ditinggalkan konsumennya. Para pedagang pasar tradisional perlu melakukan introspeksi diri dengan melihat apakah selama ini pedagang telah memahami keinginan konsumen ataukah belum. 
Ciri-ciri Pasar Tradisional
1.   Dalam pasar tradisional tidak berlaku fungsi-fungsi manajemen :Planning, Organizing, Actuating, dan controlling.
2.      Tidak ada konsep Marketing, yaitu : bahwa pembeli adalah raja, penentuan harga berdasarkan perhitungan harga pokok ditambah keuntungan tertentu, produk berkualitas dan tempat penjualan yang nyaman bagi pembeli.
Sedangkan Penjual Pasar Tradisional biasanya mempunyai ciiri :
1.      Tempat jualannya kumuh, sempit, tidak nyaman, dan gelap.
2.      Penampilan penjualannya tidak menarik.
3.      Cara menempatkan barang dagangan tanpa konsep marketing.
Adapun Pembeli Pasar Tradisional mempunyai ciri :
1.      Rela berdesak-desakan ditempat yang tidak nyaman
2.      Tidak peduli dengan lalu-lalang pembeli lainnya.
3.      Pembeli pasar tradisional biasanya menguasai dan mengenal pasar tersebut terutama masalah harga, karena bila tidak tahu, harga komoditas bisa dua atau tiga kali lipat.
Pasar Swalayan atau Modern
            Pasar swalayan atau Modern merupakan media yang menjual berbagai barang kebutuhan secara kompleks, baik kelontong maupun produk lainnya. Bahkan akhir-akhir ini, pasar swalayan menjadi suatu media yang mengagumkan dalam menarik atau mengubah image belanja konsumen.
Ciri-ciri Pasar Modern :
1.      Kelangkaan pasar modern menjadikan sangat efisien karena para konsumen melakukan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh pramuniaga secara pribadi melayani konsumen berbelanja.
2.      Mempunyai penataan ruang yang membuat nyaman para pembeli
3.      Pelanggan sendiri yang melakukan pembelian, memilih barang sesuai keinginan dan mengisi keranjang belanja yang dibawa serta.
4.      Pasar modern lebih mencerminkan industrialisasi jasa.
Kerangka Penelitian
            Penelitian ini mengkaji factor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan berbelanja di pasar tradisional di tinjau dari persepsi pedagang dan konsumen. Variabel yang menjadi pertimbangan ini diambil dari model Perilaku Konsumen Assael (1992) dan kemudian dikembangkan oleh peneliti, yang meliputi variabel yang berasal dari Internal Konsumen, dari ekstenal konsumen serta berasal dari pasar tradisional itu sendiri.
            Selanjutnya di identifikasi factor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan berbelanja di pasar modern. Terdapat 60 variabel yang diteliti, kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan hasil sebelumnya, yaitu pertimbangan konsumen memilih pasar tradisional. Hasil penelitian akan dapat teridentifikasi variabel yang membedakan konsumen memiih berbelanja di pasar tradisional dan modern, serta teridentifikasi kecenderungan konsumen memilih berbelanja dipasar modern atau tradisional.
Review pendahuluan perilaku konsumen:
Pengembangan pasar tradisional sangat penting untuk meningkatkan perekonomian rakyat kecil.nilai guna pasar tradisional sangat penting karena rakyat kecil menggantungkan hidupnya dengan berdagang.
Kini telah dibagun pasar modern atau bisa disebut dengan super market perbedaannya pun jauh antara pasar tradisional dengan super market perbedaanya adalah super market menyediakan tempat yang bersih dan fasitas yang modern sedangkan pasar tradisonal hanya menyediakan tempat yang sederhana namun perbedaan harga pasar tradisional dengan pasar modern sangat jauh di pasar tradisional menjual berbagai daganganya dengan harga yg murah sedagkan di super market harga yang di tawarkan cukup tunggu karena di super market setiap pembelajaan di kenakan dengan pajak  pertambahan nilai. Kini masyaraakat lebih beralih di pasar modern karena kualitas barang yag ditawarkan berkualitas dan mempunyai mutu yang bagus, beda dengan pasar tradisional terkadang pedagang di pasar tradisional menjual barang nya dengan murah tetapi tidak memperdulikan kualitas barang yang di tawarkan kepada konsumen, sedangkan yang di cari konsumen adalah barang yg kulitas dan mutunya cukup terjamin.
Kini kita tersadar bahwa di daerah kita harus lebih di tingkatkan pengembangan pasar tradisional agar menambahkan perekonomian rakyat kecil dan membantu untuk melestarikan pasar tradisional agar tidak di lupakan dan di tinggalkan.
        Dalam lingkup pasar tradisional sebagai pasar pemerintah terdapat 3 pelaku utama yang terlibat dalam aktivitas sehari-hari, yaitu penjual, pembeli dan pegawai/pejabat dinas pasar
Jadi sebagai seorang pembeli kita harus pandai-pandai memilih dan menawar barang agar mendapatkan barang dengan kualitas bagus tetapi dengan harga yang relatif murah, Sedangkan sebagai penjual kita harus  memberikan kepuasan terhadap pelanggan agar pelanggan tidak kecewa dengan barang yang kita tawarkan karena yang dibutuhkan pelanggan kenyaman dan kualitas barang. Di sini pejabat/dinas pasar harus berperan aktif dalam meningkatkan pasar untuk menjaga kenyamanan pasar yang akan di kunjungi oleh konsumen contohnya meningkatkan kenyamana, menjamin kesalamatan konsumen di dalam pasar karena itu sangat penting.




 SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar yang heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian yang semula pasarnya satu dan luas,kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar.

B. DASAR – DASAR SEGMENTASI
Variabel-variabel yang berbeda dipergunakan untuk membentuk segmen pasar konumen. Variabel-variabel tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar. Beberapa peneliti mencoba membentuk segmen dengan melihat pada karakteistik/sifat konsumen. Pada umumnya mereka menggunakan segmen demografis, geografis dan psikografis. Kemudian mereka menguji apakah konsumen ini menunjukkan respon produk atau kebutuhan yang berbeda? Sebagai contoh mereka mungkin menguji perbedaan sikap dari para professional kerah baju (blue collars), dan kelompok lain dengan mengatakan : keselamatan (safety) sebagai manfaat mobil. Begitu segmen dibentuk peneliti melihat apakah perbedaan karakteristik konsumen terkait dengan respon konsumen pada setiap segmen. Untuk mengadakan segmentasi pasar dapat ditempuh dengan beberapa cara yang berbeda. Metode tersebut juga dapat berbeda antara suatu produk ke produk lainnya. Salah satu cara dalam mengadakan segmentasi pasar adalah dengan membagi segmen pasar berdasarkan sembilan kategori berikut :
1. Geografi
Segmentasi geografi akan membagi pasar ke dalam beberapa bagian geografi yang berbeda-beda seperti negara, negara bagian, wilayah, kota, dan desa. Perusahaan akan beroperasi pada satu atau beberapa area geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan. 
 2.Demografi
Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama. Setidaknya ada lima alasan mengapa pendekatan demografi ini hampir selalu disertakan, antara lain adalah informasi demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku konsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka produk dan yang terakhir demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye pemasaran.
3. Psikografi
Ciri-ciri psikologis berkenaan dengan inner atau kualitas intrinsic dari consumer individual. Strategi segmentasi konsumen kadang-kadang didasarkan pada variabel psikologis yang spesifik. Konsumen dapat dibagi menurut demografi tetapi seringkali ini tidaklah cukup. Perusahaan ingin tahu lebih jauh apa sebenarnya yang membuat orang-orang yang memiliki usia, penghasilan, pendapatan dan pendidikan yang sama berbeda dalam merespon suatu stimuli pemasaran. Dalam segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui kelas sosial (social class), gaya hidup (lifestyle), nilai-nilai kehidupan yang dianut (value) dan kepribadian (personality)
1. Segmentasi dan kepuasan
Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan
yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan :
- letak geografis
- volume pembelian demografis
- produk yang dibeli
- sesuai kebutuhan Anda
Umumnya, tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.
Review segmentasi pasar:
   Maksud dari segmentasi pasar adalah pasar yang di mana di perlukan untuk memenuhi kebutuhan yang diiginkan konsumen agar produk tentunya di terima oleh konsumen sesuai dengan keinginan. Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar yang heterogen dan selera konsumen yang selalu berkembang tentunya sulit untuk dapat diikuti oleh perusahaan secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung mencari sekelompok konsumen yang sifatnya homogen sehingga lebih mudah untuk memahami selera konsumen. Dengan demikian pasar lebih mudah dibedakan dengan kelompok pasar yang lain. Di segmentasi pasar jugadi perlukan pelayanan konsumen dan kenyamanannya dan yang di utamakan adalah keadanan barang yang di tawarkan kepada konsumen kualitas barang yang bagus dan harga yang terjangkau. Banyak konsumen lari ke tempat laen karena harga dan kualitas barang menjadi nomor dua di tambah dengan pelayanannya yang kurang memuaskan pelanggan Menyadari hal tersebut maka segmentaasi pasar harus dilakukan agar dapat memberikan pelayanan yang mengarah kepada pasarnya. Bentuk pelayanan yng diberikan oleh perusahaan adalah menyediakan tempat parkir yang luas dan gratis. Pelayanan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen. Segmentasi pasar mempunyai strategi pemasaran menjadi lebih mengarah Mengingat luas dan beragamnya pasar konsumen, maka akan sulit untuk melayani semua konsumen yang sangat heterogen tersebut. Maka dengan melayani konsumen yang sifatnya homogen maka strategi pemasaran yang direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun marketing mix yang meliputi perencanaan produk, harga, distribusi dan promosinya sehingga menjadi lebih tajam. Banyak kategori-kategori segmentasi pasar antara lain dapat di lihat dari  geografi, demografi, psikografi 
maksud nya dari geografi adalah terbaginya pasar ke dalam bentuk wilayan yang berbeda contoh nya pasar yang berada di desa dan pasar yang berada di kota keadaan pasarnya juga berpengaruhi pasar yang di desa mungkin kelayakan kenyaman masih di pertanyakan kondisi yang kurang nyaman membuat konsumen kurang mendapatkan kepuasan, di lihat dari sisi demografi  pasar di bagi menjadi group-group yang di sesuaikan dengan umur kelamin contoh nya orang berdagang untuk keperluan perempuan kebanyakan yang melayani perempuan bukan laki-laki di sini juga harus mengikuti trend  dari tahun ketahun karena itu sangat penting untuk mengikuti keinginan yang di butuhkan konsumen sedangakan psikografi Dalam segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui kelas sosial, gaya hidup, nilai-nilai kehidupan yang dianut dan kepribadian.
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali.
2. TIPE – TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.Pengenalan masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.

2.Pencarian informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).

3.Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

4.Keputusan pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.

5.Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation)
merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan
4. PEMBELIAN
Struktur Keputusan Membeli
Struktur keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain (membeli kamera, pakaian, dan buku)
2. keputusan tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya). Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen (untuk memaksimumkan daya tarik merk produk X, misalnya mahasiswa tersebut menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium 120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap (baterai, CD drive, mouse)
3. keputusan tentang merek
Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk acer.
4. keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan ( termasuk pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.
6. keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan tersedia). Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan kredit, bunga rendah, dan lain-lain).


Review proses pengambilan keputusan
Terjadinya proses pengambilan keputuhan karena adanya kebutuhan yang di perlukan oleh konsumen di mana keinginan barang yang akan di beli tetapi di dalam pengambian keputusan di butuhkan waktu untuk mempertimbangkan apakah barang yang ingin kita beli memenuhi kebutuhan konsumen, konsumen membutuhkan barang yang berkualitas dan memenuhi kriteria yang di inginkan agar terjadi proses pengambilan keputusan. Di dalam proses pengambilan keputusan juga terdapat tipe-tipe pengambilan keputusan antara lain
1.      Pengenalam masalah
2.      Pencarian informasi
3.      Keputusn tentang merek
4.      Keputusan tentang penjualan
5.      Keputusan tentang jumlah produk
6.      Keputusan tentang waktu pembelian
7.      Keputusan tentang cara pembayaran

Maksud dari tipe-tipe pengambilan keputusan di atas adalah konsumen harus mengenal masalah yang dihadapi konsumen yaitu yang membutuhkan barang dalam keperluaanya konsumen sebelum mengambil keputusan harus teliti dalam pencarian informasi barang yang diingikan apakah kualitas barang tesebut bagus atau tidak konsumen juga harus mempertanyakan tentang merek barang yang di inginkan apakah merek yang sudah memenuhi kriteria SNI (standar nasional Indonesia) karena itu menjamin barang yang kita inginkan,  konsumen juga harus pintar dalam mengambil keputusan penjualan konsumen harus menentukan tempat yang akan di tuju dalam proses pembelian apakah tempat memang benar-benar layak, konsumen harus mempunyai keputusan jumlah produk yang akan di belinya melebihi batas yang diinginkan atau tidak, keputusan tentang waktu pembelian sangat penting konsumen memutuskan kapan ingin membeli barang Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya, dan yang terakhir keputusan tentang cara pembayaran konsumen harus pintar dalam cara membayar dengan pilihan pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan kredit, bunga rendah, dan lain-lain).

 Evaluasi alternatif sebelum pembelian
Tahap Sebelum Pembelian
  Konsumen akan menggali informasi tentang produk serta mendefinisikan tingkat kebutuhannya terhadap produk. Setelah mengidentifikasi kebutuhan dan kemungkinan mencari alternative pilihan terhadap produk maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap beberpa alternative produk yang ditawarkan oleh produsen
 Evaluasi Alternatif
   Dari berbagai informasi yang diperoleh, selanjutnya di proses untuk mendapatkan keputusan atau pertimbangan nilai akan suatu produk, dan akan menghasilkan beberapa atribut yang akan muncul, setelah itu baru di beri bobot dari berbagai alternatif.
Konsumen memproses informasi dari beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk
memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk dan memandang produk sebagai suatu rangkaian atribut, atribut yang menonjol dianggap penting. Pemasar perlu menjelaskan manfaat produk dan menentukan atribut yang menonjol untuk mempengaruhi Evaluasi Alternatif sebelum Keputusan.

 Evaluasi Alternatif sebagai Proses
  Evaluasi Alternatif sebagai Proses adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternative dalam proses pengambilan keputusan selanjutnya. Bila seseorang dihadapkan pada pembelian produk, yaitu antara membeli produk yang satu dan yang lain dengan kesamaan jenis, maka dia ada dalam posisi harus membuat Evaluasi Alternatif sebelum pembelian. Dalam proses evaluasi alternatif, konsumen harus
melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai.

Philip kotler mengemukakan, “Konsumen mempelajari merek-merek yang tersedia dan ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam menentukan keputusan pembeliannya”(1998:170).
Menurut Sutisna, “Setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama adalah manfaat yang diperoleh dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan”(2001:22). 
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.
Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:
1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk. 
2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian. 
3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan. 
4. Saliensi ( Atribut yang mencolok)
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.


MENENTUKAN ALTERNATIF PILIHAN 
Sejumlah besar penelitian dan strategi pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan konsumen rasional dengan yang terdefinisi dengan baik, preferensi stabil. Konsumen juga dianggap memiliki kemampuan cukup untuk menghitung pilihan mana yang akan memaksimalkan nilainya, dan akan memilih atas dasar ini.
       Pilihan afektif
pilihan afektif yang paling mungkin ketika motif yang mendasari consummatory daripada instrumental. Consummatory motif mendasari perilaku yang secara intrinsik bermanfaat untuk individu yang terlibat. Motif Instrumental mengaktifkan perilaku yang dirancang untuk mencapai tujuan kedua. memvisualisasikan bagaimana manfaat yang dirasakan selama dan setelah pengalaman konsumsi. Hal ini sangat penting bagi merek baru atau produk dan jasa. Konsumen yang telah memiliki pengalaman dengan sebuah produk atau merek memiliki dasar untuk membayangkan respon afektif  yang dihasilkan. Atribut berbasis versus atribut proses pilihan.

















Review Evaluasi alternatif sebelum pembelian
Evaluasi pembelian sangat penting untuk menentukan yang akan dibeli. Konsumen jadi mengetahui kualitas produk tersebut. Seandainya konsumen tidak melakukan Evaluasi alternatif sebelum pembelian akan sangat merugikan konsumen dari faktor kualitas produk tersebut. Jika memang produk tersebut tidak memiliki kualitas yang baik konsumen dapat memilih alternatif produk lain sehingga konsumen memiliki banyak pilihan dalam memilih produk. Setelah itu baru mencul proses keputusan menilah bobot dari produk yang akan dibeli. Para ahli mengemukakan sebagai berikut:
Philip kotler mengemukakan, “Konsumen mempelajari merek-merek yang tersedia dan ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam menentukan keputusan pembeliannya”(1998:170).
Menurut Sutisna, “Setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama adalah manfaat yang diperoleh dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan”(2001:22)
Berikut kriteria evaluasi umum:
1.      Harga
Harga sangat adalah pasti menjadi evaluasi pertama dari konsumen, karena banyak konsumen menganggap harga mahal pasti memiliki kualitas yang bagus dan memiliki gengsi yang sangat tinggi dikalangan tertentu. Walaupun kini banyak produk yang memiliki harga tidak terlalu tingga tapi memiliki kualitas yang baik.
2.      Nama Merek
Banyak konsumen menganggap beberapa merek sangat memiliki kualitas yang bagus dan sangat populer (Branded), walaupun banyak merek lain yang memiliki kualitas yang melibihi merek tersebut, tapi masyarakat tidak terlalu tertarik pada marek tersebut karena nama yang kurang dikenal oleh konsumen. Sehingga merek menjadi evaluasi juga oleh konsumen.
3.      Negara Asal
Ada beberapa negara yang dianngap memiliki kualitas yang sangat bagus dalam memproduksi suatu produk. Sehingga konsumen sangat mencari produk tersebut walaupun memiliki harga yang cukup tinggi.
4.      Saliensi ( Atribut yang mencolok)

Atribut yang mencolok adalah hal yang sangat penting daru beberapa konsumen yang menjadi khas dari produk tersebut. Banyak konsumen yang tidak mempermasalahkan harga dan lebih mementingkan atribut